Rencana
strategis dimulai dengan mendifinisikan keseluruhan tujuan dan misinya. Misi
ini lalu diubah menjadi tujuan pendukung yang detail dan ini yang dijadikan
panduan bagi perusahaan dalam mengoperasikan keseluruhan kegiatan perusahaan. Berdasarkan
misi dan tujuan yang telah dimiliki perusahaan, langkah selanjutnya yaitu
merancang kumpulan bisnis atau produk yang nantinya membentuk perusahaan. Dalam
membentuk portofolio bisnis, perusahaan harus menganalisis produk bisnis yang
dimilikinya dan memutuskan produk mana yang harus dikembangkan dengan
memberikan investasi yang besar atau kecil atau bahkan tidak diberikan
investasi sama sekali. Cara yang digunakan untuk menganalisis produk misalnya
dengan menggunakan pendekatan Boston Consulting Group yaitu matriks yang
didasarkan pada pertumbuhan pasar. Setelah
diputuskan mana unit bisnis yang harus dikembangkan, perusahaan dapat menempuh
cara-cara diantaranya;
Penetrasi pasar. Penetrasi pasar yaitu membuat
lebih banyak penjualan kepada pelanggan tanpa mengubah produknya. Misalnya,
dengan menambah gerai baru di wilayah pasar yang mempunyai pelanggan tinggi
seperti yang dilakukan Sturbucks dalam rangka memenuhi tujuannya yaitu 30.000
gerai di seluruh dunia.
Pengembangan pasar. Pengembangan pasar yaitu menggali dan mengembangkan pasar baru untuk
produk terbaru. Langkah yang dapat dilakukan dengan meninjau pasar demografis
dan pasar geografis baru.
Pengembangan produk. Pengembangan produk berarti menawarkan produk yang telah dimodifikasi atau
produk baru pada pasar saat ini. Sebagai contoh Sturbucks telah mengenalkan
jenis kopi baru yang rendah kalori seperti Frappucino Light Blended Beverage
atau varian baru yaitu minuman coklat Chantico.
Diversifikasi.
Diversifikasi yaitu strategi pertumbuhan perusahaan melalui pendirian atau
akuisisi bisnis di luar produk dan perusahaan. Contohnya pada tahun 1999,
Sturbucks mengakuisisi Hear Music yang
kemudian sangat sukses sehingga muncul divisi baru yaitu divisi hiburan
Sturbucks.
Penyusutan. Selain
strategi menumbuhan bisnisnya, perusahaan juga bisa melakukan penyusutan atau downsizing. Biasanya perusahaan
melakukan penyusutan karena sebuah produk atau unit bisnis dianggap tidak
menguntungkan atau tidak sesuai lagi dengan strategi perusahaan. Bisnis yang
lemah biasanya memerlukan kadar perhatian manajemen yang tidak proporsional.
Manajer harus memusatkan perhatiannya pada peluang pertumbuhan yang
menjanjikan, tanpa harus menguras energi untuk menyelamatkan bisnis yang
melemah.
No comments:
Post a Comment