Tuesday, March 21, 2017

Riset Pemasaran dan Sistem Informasi Pemasaran

Untuk menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi, perusahaan memerlukan informasi pada semua langkahnya. Dengan teknologi yang semakin berkembang saat ini, mendapatkan informasi bukanlah hal yang sulit. Tiap jam bahkan tiap menit informasi-informasi seperti jumlah penjualan, bisa langsung diperoleh hanya dengan sekali klik. Yang menjadi masalah ketika menghadapi ‘banjirnya informasi’ yaitu memilah informasi yang baik dan menelaah informasi mana yang benar-benar diperlukan. Bahkan, tidak jarang banyak perusahaan gagal dalam mengelola dan menggunakannya dengan baik.

1.   Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran adalah alat utama yang didayagunakan oleh manajemen untuk membantu memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Sistem informasi pemasaran terdiri dari orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi yang diperlukan dan akurat untuk pembuat keputusan pemasaran.
Fokus utama sistem informasi pemasaran adalah melayani manajer pemasaran perusahaan dan manajer lainnya serta pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut, seperti pemasok, penjual perantara, atau agen jasa pemasaran. Sistem informasi pemasaran yang baik harus seimbang antara informasi yang akan dimiliki terhadap informasi yang benar-benar diperlukan dan informasi yang layak ditawarkan. Penyediaan informasi ini juga harus memperhatikan biaya yang diperlukan, sehingga biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Informasi pemasaran diperoleh melalui data internal dan intelejen pemasaran. Data internal adalah informasi yang dikumpulkan oleh perusahaan yang berasal dari berbagai departemen. Namun ada kalanya data yang dihimpun tidak semuanya bisa digunakan dalam analisis pemasaran, sehingga data yang terkumpul harus diolah agar bisa digunakan dalam proses pengambilan keputusan pemasaran. Intelejen pemasaran adalah kumpulan dan analisis sitematis dari informasi yang tersedia secara umum mengenai pesaing dan perkembangan di pasar. Tujuan intelejen pemasaran adalah memperbaiki pengambilan keputusan strategis, menilai dan melacak tindakan pesaing serta memberikan peringatan tentang peluang dan ancaman. Pengumpulan informasi ini bisa dilakukan dengan memata-matai, menanyakan karyawan perusahaan lain, mengunjungi pameran dagang industri, agen perantara, pemasok dan lain-lain.
Begitu pentingnya data dalam perusahaan, meskipun kecil bisa menjadi ancaman jika data jatuh ke tangan pesaing. Oleh karena itu, banyak perusahaan saat ini tidak hanya mensosialisasikan bagaimana mengumpulkan informasi tetapi juga bagaimana  melindungi informasi perusahaan dari pesaing.
Semakin banyaknya penggunaan intelejen pemasaran meningkatkan sejumlah isu etika. Beberapa teknik pengumpulan informasi dianggap tidak sah dan  melanggar etika yang ada sehingga dalam pengumpulan informasi  tentang pesaing selayaknya perusahaan menggunakan sumber intelejen resmi yang telah tersedia.

2.   Riset Pemasaran
Riset pemasaran merupakan bagian dari riset bisnis, yaitu studi dan penelusuran yang sistematik, obyektif, dan menyeluruh dari fakta-fakta yang mempunyai kaitan erat dengan setiap masalah di dalam lingkup pemasaran. Riset pemasaran meliputi proses identifikasi, pengumpulan, analisisi dan penyebaran informasi. Riset pemasaran berhubungan dengan pemecahan masalah dan cenderung memusatkan pada informasi masa lalu. Hasil riset pemasaran dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan, mengevalusi, memonitor, mengoptimalkan performa pemasaran. Hasil riset pemasaran juga dijadikan salah satu sumber informasi bagi sistem informasi pemasaran. Oleh karenanya riset pemasaran bisa dikategorikan sebagai bagian dari Sistem Informasi Pemasaran. Kegiatan pemasaran selalu membutuhkan informasi untuk mengintrepretasikan kinerja masa lalu sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan masa depan.
Contoh Riset Pemasaran
1
Riset Segmentasi
Penentuan variabel segmentasi


Pengukuran potensi pasar


Evaluasi pasar
2
Riset Produk
Uji konsep


Uji desain optimal


Uji paket


Uji modifikasi
3
Riset Harga
Anggaran promosi yang optimal


Bauran promosi


Keputusan media
4
Riset Distribusi
Menentukan tipe distribusi


Menentukan lokasi/grosir


Riset pemasaran dilakukan sebagai studi formal untuk melengkapi informasi tentang pesaing dan pasar. Riset pemasaran merupakan bagian dari riset bisnis, yaitu studi dan penelusuran yang sistematik, obyektif, dan menyeluruh dari fakta-fakta yang mempunyai kaitan erat dengan setiap masalah di dalam lingkup pemasaran. Riset pemasaran meliputi proses identifikasi, pengumpulan, analisisi dan penyebaran informasi. Riset pemasaran berhubungan dengan pemecahan masalah dan cenderung memusatkan pada informasi masa lalu. Hasil riset pemasaran dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan, mengevalusi, memonitor, mengoptimalkan performa pemasaran. Hasil riset pemasaran juga dijadikan salah satu sumber informasi bagi sistem informasi pemasaran. Oleh karenanya riset pemasaran bisa dikategorikan sebagai bagian dari Sistem Informasi Pemasaran.
Sejumlah perusahaan besar mempunyai departemen riset sendiri yang bekerja sama dengan manajer pemasaran dalam proyek riset pemasaran. Adakalanya perusahaan mempekerjakan spesialis riset dari luar untuk berkonsultasi dengan pihak manajemen tentang masalah pemasaran tertentu, namun tidak menutup kemungkinan sebuah perusahaan hanya membeli data yang dikumpulkan oleh firma luar untuk membantu mengambil keputusan mereka.
Agar berjalan efektif, riset pemasaran harus dilakukan melalui langkah-langkah yang terstruktur yang tertuang dalam prossedur berikut ini:
a.   Mendefinisikan masalah dan merumuskan tujuan riset
Riset pemasaran harus mempunyai gagasan yang jelas dan sasaran yang pasti mengapa riset pemasaran harus dilakukan. Biasanya riset pemsaran dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah, namun tidak menutup kemungkinan, riset pemasaran dilakukan untuk menemukan masalah yang sebenarnya dihadapi oleh perusahaan. Tujuan riset harus tepat, tidak terlalu luas ataupun sempit.
b.   Menyusun rencana riset
Langkah kedua dalam riset pemasaran yaitu menyusun rencana yang paling efisien dalam pelaksanaan riset. Hal utama dalam perencanaan riset yaitu mengetahui anggaran yang akan digunakan untuk riset. Jika anggaran terlalu besar dibanding dengan laba yang akan diperoleh, maka riset tidak perlu dilakukan.
Dalam perencanaan  riset, langkah awal yang harus dilakukan yaitu menseleksi sumber informasi. Informasi seperti apa nantinya yang harus dikumpulkan, apakah informasi dari data primer, sekunder atau keduanya. Biasanya para peneliti memulai penelitiannya dengan mengumpulkan data sekunder kemudian mengkajinya, apakah dari data tersebut cukup untuk menyelesaikan masalah atau tidak. Jika dirasa data sekunder tidak tersedia, kurang lengkap, tidak akurat, atau ketinggalan zaman, maka peniliti harus mengumpulkan data primer. Prosedur normal perolehan data primer biasanya dilakukan dengan mengadakan wawancara atau observasi.
Setelah menseleksi sumber informasi, langkah selanjutnya dalam tahap perencanaan yaitu menentukan pendekatan riset. Pendekatan riset mempunyai kaitan dengan bagaimana sumber data primer diperoleh. Berbagai jneis pendekatan riset diantaranya; riset observasi, focus group research, survei dan ekperimen.
Tahap selanjutnya yaitu menentukan instrumen riset. Terdapat beberapa instrumen yang biasa digunakan dalam riset pemasaran yaitu kuesioner, alat psikologis atau ukuran kualitatif dan alat mekanis seperti audiometer yang mencatat saluran televisi mana yang ditonton pemirsa di rumah.
c.   Mengumpulkan informasi
Tahap pengumpulan informasi merupakan tahapan yang sangat penting yang akan menentukan hasil riset. Informasi ini bisa diperoleh melalui data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk kepentingan tertentu atau data primer yang sengaja dikumpulkan untuk kepentingan riset. Biasanya para periset memulai pengumpulan informasi dengan mengumpulkan data sekunder dari database internal perusahaan. Namun apabila belum mencukupi, tidak menutup kemungkinan untuk mengumpulkan informasi ekternal dari jasa komersial ataupun pemerintah. Data sekunder biasanya lebih mudah diperoleh dan lebih murah diperoleh dibanding data primer. Terkadang perusahaan perorangan tidak memungkinkan untuk mengumpulkan informasi tertentu yang dibutuhkan secara langsung, sehingga dengan membeli data sekunder dari penyedia jasa komersial, informasi tersebut bisa diperoleh. Namun adakalanya informasi yang disediakan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus yang direncanakan dalam riset pemasaran, sehingga perusahaan perlu mengumpulkan data tertentu yang lebih relevan dengan tujuan riset
d.   Menganalisis informasi
e.   Menyajikan hasil temuan
f.    Membuat keputusan

3.   Menganalisis Informasi Pemasaran
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya harus melalui proses analisis untuk menghasilkan sebuah informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tools statistik untuk melihat hubungan-hubungan dalam seperangkat data. Analisis informasi mungkin juga membutuhkan model analisis yang lebih baik untuk membuat keputusan yang lebih baik. Para ilmuwan pemasaran telah mengembangkan model-model ini untuk membantu manajer pemasaran membuat keputusan bauran pemasaran yang leih baik, wilayah penjualan, memilih lokasi gerai, mengembangkan bauran iklan yang optimal dan memperkirakan penjualan produk baru.
Salah satu model yang dikembangkan saat ini yaitu CRM (Consument Relationship Management). CRM merupakan suatu model analisis yang diintegrasikan dengan seperangkat piranti canggih untuk menganalisis secara mendalam semua informasi pelanggan yang diperoleh dari berbagai sumber. Dengan menggunakan CRM untuk memahami pelanggan secara lebih baik, perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih tinggi kepada pelanggan. Penggunaan CRM yaitu meningkatkan loyalitas pelanggan melalui titik-titik yang bisa diakses pelanggan misalnya website, staff pemasaran dan call center. Penggunaan CRM ini otomatis mampu mengurangi biaya pemasaran yang digunakan untuk memperoleh informasi-informasi tersebut. Hal ini dikarenakan CRM menyasar pelanggan secara tepat pada waktu yang tepat. Penggunaan CRM melalui web dan call center misalnya, telah mampu memutus rantai birokrasi yang bertingkat dan proses administratif yang banyak. Oleh karena itu penggunaan CRM dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam mengelola informasi pelanggan. Hasil akhir dari penggunaan CRM yaitu penyediaan informasi yang dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan.
Riset pemasaran tidak mutlak dilakukan, meskipun keberadaannya penting untuk memcahkan masalah tertentu namun riset pemasaran bukanlah solusi utama. Jika sistem informasi pemasaran dalam sebuah perusahaan sudah berjalan dengan baik, sehingga kebutuhan informasi dapat diperoleh dengan mudah maka riset pemasaran tidak lagi perlu dilakukan. Ada beberapa hal yang menjadikan riset pemasaran ini tidak lagi hal yang utama, diantaranya;
a.    Relevansi : ketika sebuah perusahaan ingin memberikan harga terhadap produknya dengan margin 30%, maka harga ini dapat diperoleh dengan menghitungnya berdasar HPP.
b.    Waktu       : Jika sebuah keputusan harus segera dibuat maka riset pemasaran tidak perlu dilakukan. Informasi untuk mendukung keputusan cukup dikumpulkan dari sistem informasi pemasaran yanh ada.
c.     Sumber daya       : sumber daya dalam hal ini ada dua, yaitu uang dan tenaga. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka riset pemasaran tidak mutlak dilakukan.
d.    Analisis keuntungn dan biaya: riset pemasaran adalah informasi yang mempunyai nilai. Apabila dalam pelaksanaan riset pemasaran menghabiskan anggaran yang tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat maka riset pemasaran tidak perlu dilakukan.
e.    Kemungkinan pelaksanaan: Jika lokasi tujuan riset memiliki kendala-kendala misalkan akses, konflik lokal dan lain-lain, maka tidak perlu dilakukan riset pemasaran

4.   Mendistribusikan dan Menggunakan Informasi
Informasi pemasaran tidak akan bernilai sampai informasi itu digunakan untuk bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan pemasaran. Oleh karena itu, sistem informasi pemasaran harus mampu menyediakan informasi bagi manajer pemasaran atau pun pihak-[ihak lain yang membutuhkan kapan pun informasi tersebut dibutuhkan. Berkat teknologi modern, manajer pemasaran saat ini memungkinkan untuk mendapatkan informasi pemasaran setiap saat secara virtual di mana pun berada.
Ada banyak anggapan bahwa riset pemasaran hanya mungkin dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai dana riset besar. Namun sesungguhnya riset pemasaran bisa juga dilakukan oleh perusahaan kecil saat memulai sebuah bisnis ataupun untuk mengembangkan bisnisnya. Riset pemasaran ini bisa dilakukan dengan observasi lingkungan sekitar, menilai calon pesaingnya, mempelajari strategi bisnis yang dikembangkan mereka serta mempelajari struktur bisnis secara umum melalui media-media yang ada. Sehingga pengumpulan data, observasi, survei dan eksperimen tidak terbatas pada perusahaan besar saja tetapi juga bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahan kecil
Sebagian hasil riset pemasaran memang menguntungkan perusahaan sponsor dan konsumennya. Namun penyalahgunaan hasil riset pemasaran juga dapat membahayakan dan mengganggu konsumen. Salah satunya yaitu isu etika terkait pelanggaran privasi konsumen. Data yang dikumpulkan dari konsumen digunakan untuk kepentingan tertentu misalnya untuk menawarkan produk secara berlebihan dan bahkan memanipulasi pembelian. Namun, beberapa perusahaan besar seperti IBM, CitiGroup dan Microsoft mulai melakukan tindakan dalam rangka menjaga privasi konsumen. Prinsip-prinsip formal dirumuskan agar konsumen mengetahui data apa saja yang akan diambil perusahaan, untuk apa data tersebut dan pihak-pihak mana saja yang dapat mengetahui data tersebut. Dengan pernyataan yang jelas seperti itu, pelanggan dapat mengajukan keberatan untuk tidak memberikan informasi kepada perusahaan atau dengan senang hati memberikan informasi tersebut. Prinsip-prinsip formal ini dikenal dengan kebijakan privasi, dan sekarang ini hampir semua perusahaan yang beroperasi secara digital telah menerapkannya. Pendekatan terbaik untuk para periset adalah hanya menanyakan informasi yang diperlukan, menggunakan informasi tersebut dengan tanggung jawab dan tidak menyebarkan informasi tersebut kepada pihak lain.
Hasil riset pun bisa disalahgunakan untuk kepentingan perusahaan. Hasil tersebut dapat dijadikan alat pembujuk yang kuat untuk iklan-iklan perusahaan. Bahkan saat ini, riset dirancang dan digunakan untuk membentuk opini publik dan menghasilkan efek sesuai keinginan perusahaan.


No comments:

Post a Comment